News
Loading...

Kupu - Kupu Bersayap Baja

Seorang anak lelaki sedang bermain di taman, tak sengaja melihat kepompong yang sedang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Susah payah saat mengeluarkan tubuhnya dari kepompong yang membalutnya, rasa iba melanda. Si anak memutuskan untuk menolong kupu-kupu agar bisa keluar dari kepompong. Harapannya; kupu-kupu bisa terbebaskan dari penderitaannya. Terbang bebas di udara menghiasi cakrawala.

"Sesuai rencana" pikirnya, "Kau sekarang telah lepas dari deritamu kupu-kupu" ujar si anak girang. Kupu-kupu sekarang berada di telapak tangan mungilnya. Dipandanginya, lalu dilemparkannya ke udara, "Terbanglah, kepakkan sayap indahmu!" ujarnya setengah berteriak. Sesaat di udara, kupu-kupu tersungkur ke tanah, diantara retak daun yang berguguran dimakan usia. Si anak bujang bingung, sedih, pertanyaan dan rasa heran melintas bebas di kepalanya. "Mengapa kau tidak terbang kupu-kupu? apa yang salah denganmu?". Berulangkali dia berusaha melemparkan ke udara, berulang kali pula kupu-kupu terjerambab. Untuk yang terakhir kalinya dilemparkan ke udara, kupu-kupu tak bergeming, seolah tak bersayap, mencium tanah. Tak bergerak. Mati.

***

Agar bisa menjadi seekor kupu-kupu, kepompong harus melakukan perjuangan yang sangat berat. Ketika kepompong telah 'masak', kepompong akan terbuka sedikit di bagian ujung kepalanya, karena didesak oleh kupu-kupu yang berusaha keluar dari kepompong.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk kupu-kupu membuat lubang yang semakin besar. Tubuhnya yang diselimuti cairan untungnya mempermudah dan melindungi si kupu-kupu yang masih rentan untuk bergerak. Segala daya dan upaya akan dikerahkan kupu-kupu untuk bisa keluar dari kepompong. Begitu lobang sudah semakin besar dan cairan yang melekat di tubuhnya telah habis, kupu-kupu bisa keluar dari kepompong untuk menguatkan sayap saja untuk kemudian bisa terbang bebas.

Namun, apa yang terjadi jika proses 'pembebasan' si kupu-kupu itu dibantu oleh anak lelaki tadi? kupu-kupu akan kehilangan momen terbaik dalam hidupnya. Kesempatan untuk menjadi kupu-kupu yang sempurna. Bantuan yang diberikan anak lelaki tadiakan membuatnya cacat seumur hidup, bahkan mati. Karena saat kupu-kupu keluar dari kepompongnya, kejadian itulah yang melatih sayap-sayapnya agar dapat bisa terbang. Si anak lelaki yang tadinya berniat membantu kupu-kupu, justru telah membuat si kupu-kupu cacat, sayapnya lemah.

***

Begitu halnya dengan manusia. Saat momen belajar bagi manusia hilang, kemampuanpun sirna. Apa yang kita lakukan, saat melihat anak kita yang sedang belajar jalan, lalu terjatuh? Apa yang kita lakukan saat bawahan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya? Apa yang kita lakukan saat melihat saudara dan teman kesusahan?

Sengaja atau tidak sengaja, sepakat atau tidak sepakat. Kita dan orang-orang disekeliling kita adalah salah satu penentu; Apakah kita akan menjadi kupu-kupu tak bersayap, atau menjadi kupu-kupu bersayap baja.

Share on Google Plus

About Richie Petroza

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.