News
Loading...

Kau dan Aku Menggenggam Dunia



Kita pernah jumpa,
kita pernah bersua
walau tak saling sapa,
ataupun bertatap mata

Kita pernah jumpa,
saat itu masih muda
semuda merah jingga.
Ada rasa. Berlalu begitu saja.

Hingga satu masa
yang tak lagi jingga,
saat kita tidak lagi muda
aku menemukanmu kembali,
kita bersua.
Jumpa untuk rasa yang pernah ada.

Tidak butuh menit,
hanya detik,
saat itu pula aku tahu.
kaulah yang ku mau.

Ada tak menentu saat kita bertemu
ada sebersit rindu, beradu dalam ragu.
Terkesiap tak siap pacu jantung berdegup.
Tatapanmu mencerahkanku.

Ku katakan cinta
kau katakan ‘aku bukanlah siapa’
kau tak percaya rupanya,
aku mencoba biasa.
Bersiap akan cara yang kau akan percaya.

Lalu kulukiskan dalam imajimu
tentang rasa ingin bersamamu,
tentang bagaimana aku sangat membutuhkanmu
tentang bagaimana kaulah ibu dari anak-anakku . Kelak.

Kau ragu. Aku membisu.
kukatakan cinta yang kesekian kali,
kau tertawa geli.
kukatakan aku bukanlah arjunamu,
tapi akulah lelaki terbaik untukmu.

Saat kukatakan ‘aku cinta padamu’
yang membuatku merasa hidup
aku tak lagi takut akan apalagi yang ada didepan nanti.
aku tak lagi takut. Tak akan lagi.

Kau adalah dunia masa depan.
Bagiku, anakku dan semua orang
yang mencintaimu dan ku.

Ku nyatakan aku siap
bersedia untuk mencintai,
segala tentang kelebihan dan kekuranganmu.

Karena kaulah istriku. Satu.
untuk tahun yang ke-seribu.

(Richie Petroza, 8 Feb.2012)
Share on Google Plus

About Richie Petroza

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.