![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipVXAlycQomUQVT2HJbWSU6ht2AC5WgOeTTzcdo1abVCaBg-WPYULgJP-H2SedXdhBgZWDaf14YHzNOZnLYtjNLMMUspfXAXcfn48qADtrthWev-hmxCEuDbDgs2GWuY2POmoq7PcRPtD-/s1600/richy_blog_01.jpg)
Seorang teman bertanya padaku,
mengapa aku membakar diriku dengan bara api,
menyayat lidahku dengan sembilu, merobek kulitku.
Lalu ku jawab; aku harus bersiap,
bersiap untuk di neraka nanti.
Seorang teman bertanya padaku,
mengapa aku memanjakan birahi?
berleha menikmati hari,
apa yang kuminta harus diberi.
Lalu ku jawab; aku harus bersiap,
bersiap untuk di surga nanti.
Seorang teman bertanya padaku,
apakah aku akan ke neraka?
apakah aku akan ke surga?
Lalu aku berkata,
sampai ketemu nanti
di neraka atau di surga
kau akan tahu jawabnya.
Lagipula, aku hanya bersiap,
dengan apa yang sudah
dan yang akan aku lakukan.
Begitu alasanku...
(Richie Petroza,Yogyakarta,02.23 dinihari,Pojok Stasiun Tugu)